Oleh : Zahroh (Santriwati Ma'had Al Mufasi)
Alhamdulillah kita sekarang berada di penghujung ramadhan. Dimana
sebentar lagi Ramadhan akan berlalu dan pergi meninggalkan kita selama 11 bulan
lamanya untuk bisa bertemu di tahun depan. Maka sungguh, inilah bulan yang
penuh dengan kemuliaan. Bulan yang Allah berikan keistimewaan khusus kepada
siapa saja yang menjumpai nya dengan penuh keantusiasan. Dalam waktu yang dekat
pula, kita akan menjumpai Hari Raya Ied Fithri yang bertepatan pada tanggal 1
Syawal.
Hari raya adalah hari kemenangan. Teruntuk bagi siapa saja
yang telah meraih taqwa setelah ditempa selama satu bulan. Nah, karena taqwa
adalah hikmah dibalik perintah untuk berpuasa, maka tidak semua orang dapat
meraihnya. Sebagaimana sabda Nabi SAW :
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ اِلاّ اَلْجُوْعُ
وَ الْعَطْشٌ
“Betapa
banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa, kecuali hanya lapar dan
dahaga” [HR. An-Nasa’i, Ibn Majah, Ad Darimi, Al Hakim]
Hanya yang
berkeyakinan bulat serta mengharap ridhoNya, bukan karena apapun dan siapapun
dan bagi orang yang menghidupkan siang malamnya dengan ketaatan, maka mereka
itulah orang-orang yang layak mendapat keberkahan serta yang pantas merayakan
kemenangan dan kesuksesan ini. Sembari dengan terus berikhtiar dan berdoa.
Menurut Imam An Nawawi, Taqwa ialah
melaksanakan segala kewajiban serta meninggalkan laranganNya. Ironisnya, untuk
penerapan syari’ah secara
kaffah tidaklah bisa terlaksana saat ini. Banyak problematika umat yang belum
terselesaikan. Mulai dari kenakalan remaja, pergaulan bebas, narkoba,
pornografi, aneka perilaku dekadensi moral, ataupun kriminalitas seperti
pemerkosaan, pembunuhan, pencurian semakin marak di negri ini. Tapi pemerintah
justru mengabaikannya. Keadilan tidak lagi ditegakkan. Hingga saat ini kita
tetap berada dalam keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan padahal kita
hidup ditengah-tengah sumber daya alam yang melimpah ruah.
Lalu, apakah ini yang di sebut dengan kebangkitan?
Allah berfirman :
اِنَّ الله لَا يُغَيِّرُ ماَ بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوْا ما
بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah
apa yang ada pada diri mereka”
(QS. Ar Ra’d : 13)
Maka
satu-satunya jalan menuju kebangkitan adalah dengan mengubah mafahim dengan
mewujudkan pemikiran tentang manusia, alam semesta dan kehidupan sehingga
terwujud pemikiran yang benar. Sebab, pemikiran yang sempurna dan menyeluruh
ini merupakan landasan berfikir dan akan melahirkan seluruh cabang pemikiran
kehidupan yang merupakan solusi fundamental pada diri manusia. Apabila solusi
fundamental ini teruraikan maka akan terurailah berbagai masalah tadi dan
memunculkan kesadaran terhadap fakta kerusakan. Lalu dari sini akan terurai
pemecahan atas segala problematika yang ada dan muncul kesadaran terhadap fakta
pengganti.
Terlihat jelas bahwasannya umat islam saat ini berada dalam
keterpurukan dikarenakan jauh dari aturan yang sudah Allah tetapkan. Mereka
tidak lagi menggunakan Al Quran sebagai pedoman hidup. Mungkin hanya sebatas
sholat, puasa, haji dan zakat mereka mentaatinya. Namun mengapa ketika masuk
kedalam kancah perpolitikan dan perekonomian mereka justru meninggalkannya?
Padahal peran politik ini seharusnya dimiliki oleh setiap
muslim dan kepada mereka yang mendedikasikan dirinya menjadi pemimpin bagi
orang-orang yang bertaqwa. Dan inilah peran penting sebagai umat yang terbaik
yaitu menjadi pemimpin dunia pembangun peradaban serta menjadi dokter sebagai
penyembuh segala problematika umat. Dan tentu sebagai muslim sejati, ia
menjadikan islam sebagai solusi bagi setiap permasalahan. Yang solusinya itu
bersumber dari mabda’ yang benar
dan berpijak pada akidah yang benar serta bersumberkan dari Al Quran dan As
Sunnah.
Jadi akar permasalahan pokok ialah tidak di terapkannya syari’ah
islam secara totalitas dalam kehidupan. Maka ini adalah kewajiban bagi kita
untuk memperjuangkan agar Syari'ah Islam diterapkan kembali dalam mengatur
kehidupan ini. Karena keberadaan ia nantinya akan membawa keberkahan yang
melimpah untuk kita semua. Allah SWT berfirman :
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ القُرَى ءامَنٌوا و اتَقَوا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ
بَرَكَاتٍ مِنَ السَمَاءِ و الارْضِ
“Sekiranya
penduduk negri-negri beriman dan bertaqwa, pasti kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi”
(Al A’raf : 96)
Alhasil, Ketaqwaan total hanya bisa di
laksanakan dalam naungan khilafah karena hanya dengan khilafahlah seluruh syari’ah secara kaffah bisa
diterapkan. Dengan Khilafahlah maka kemungkaran tidaklagi berkembang menyebar
luas. Dengan Khilafahlah umat islam akan terpelihara, bangkit dan sejahtera.
Dengan Khilafahlah negri islam akan dipersatukan, dan bagi negara yang terjajah
akan di bebaskan. Dengan Khilafahlah kekayaan alam akan terjaga, negri islam
akan maju dan menjadi Negara Adidaya. Dengan Khilafah pula islam akan di emban
dan di sebarkan ke seluruh dunia dengan dakwah dan Jihad. Walhasil, Kebangkitan
Umat yang Haqiqi hanya bisa di raih dengan adanya Khilafah.
Mengutip
perkataan Syeikh Abdul Qadim Zallum “Seseorang
yang sadar politik berjuang melawan semua visi yang tidak sesuai dengan
visinya. Dan konsep yang tidak sejalan dengan konsepnya”.
Maka dari
sini lah, mari kita berjuang bersama ikut andil dalam perjuangan ini dengan
penuh semangat untuk menyongsong perubahan haqiqi menuju Khilafah. Juga sebagai
janji Allah serta bisyaroh Rasulillah :
ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ
“Kemudian,
akan ada Khilafah yang sesuai dengan manhaj kenabian”. Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar