Sabtu, 01 Juli 2017

Hari Raya dan Kebangkitan Haqiqi





Oleh : Zahroh (Santriwati Ma'had Al Mufasi)



            Alhamdulillah kita sekarang berada di penghujung ramadhan. Dimana sebentar lagi Ramadhan akan berlalu dan pergi meninggalkan kita selama 11 bulan lamanya untuk bisa bertemu di tahun depan. Maka sungguh, inilah bulan yang penuh dengan kemuliaan. Bulan yang Allah berikan keistimewaan khusus kepada siapa saja yang menjumpai nya dengan penuh keantusiasan. Dalam waktu yang dekat pula, kita akan menjumpai Hari Raya Ied Fithri yang bertepatan pada tanggal 1 Syawal.



Hari raya adalah hari kemenangan. Teruntuk bagi siapa saja yang telah meraih taqwa setelah ditempa selama satu bulan. Nah, karena taqwa adalah hikmah dibalik perintah untuk berpuasa, maka tidak semua orang dapat meraihnya. Sebagaimana sabda Nabi SAW :



كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ اِلاّ اَلْجُوْعُ وَ الْعَطْشٌ



Betapa banyak orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa, kecuali hanya lapar dan dahaga [HR. An-Nasai, Ibn Majah, Ad Darimi, Al Hakim]



            Hanya yang berkeyakinan bulat serta mengharap ridhoNya, bukan karena apapun dan siapapun dan bagi orang yang menghidupkan siang malamnya dengan ketaatan, maka mereka itulah orang-orang yang layak mendapat keberkahan serta yang pantas merayakan kemenangan dan kesuksesan ini. Sembari dengan terus berikhtiar dan berdoa.



            Menurut Imam An Nawawi, Taqwa ialah melaksanakan segala kewajiban serta meninggalkan laranganNya. Ironisnya, untuk penerapan syariah secara kaffah tidaklah bisa terlaksana saat ini. Banyak problematika umat yang belum terselesaikan. Mulai dari kenakalan remaja, pergaulan bebas, narkoba, pornografi, aneka perilaku dekadensi moral, ataupun kriminalitas seperti pemerkosaan, pembunuhan, pencurian semakin marak di negri ini. Tapi pemerintah justru mengabaikannya. Keadilan tidak lagi ditegakkan. Hingga saat ini kita tetap berada dalam keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan padahal kita hidup ditengah-tengah sumber daya alam yang melimpah ruah.



Lalu, apakah ini yang di sebut dengan kebangkitan?



Allah berfirman :



اِنَّ الله لَا يُغَيِّرُ ماَ بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوْا ما بِأَنْفُسِهِمْ



Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka (QS. Ar Rad : 13)



            Maka satu-satunya jalan menuju kebangkitan adalah dengan mengubah mafahim dengan mewujudkan pemikiran tentang manusia, alam semesta dan kehidupan sehingga terwujud pemikiran yang benar. Sebab, pemikiran yang sempurna dan menyeluruh ini merupakan landasan berfikir dan akan melahirkan seluruh cabang pemikiran kehidupan yang merupakan solusi fundamental pada diri manusia. Apabila solusi fundamental ini teruraikan maka akan terurailah berbagai masalah tadi dan memunculkan kesadaran terhadap fakta kerusakan. Lalu dari sini akan terurai pemecahan atas segala problematika yang ada dan muncul kesadaran terhadap fakta pengganti.



Terlihat jelas bahwasannya umat islam saat ini berada dalam keterpurukan dikarenakan jauh dari aturan yang sudah Allah tetapkan. Mereka tidak lagi menggunakan Al Quran sebagai pedoman hidup. Mungkin hanya sebatas sholat, puasa, haji dan zakat mereka mentaatinya. Namun mengapa ketika masuk kedalam kancah perpolitikan dan perekonomian mereka justru meninggalkannya?



Padahal peran politik ini seharusnya dimiliki oleh setiap muslim dan kepada mereka yang mendedikasikan dirinya menjadi pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa. Dan inilah peran penting sebagai umat yang terbaik yaitu menjadi pemimpin dunia pembangun peradaban serta menjadi dokter sebagai penyembuh segala problematika umat. Dan tentu sebagai muslim sejati, ia menjadikan islam sebagai solusi bagi setiap permasalahan. Yang solusinya itu bersumber dari mabda yang benar dan berpijak pada akidah yang benar serta bersumberkan dari Al Quran dan As Sunnah.



Jadi akar permasalahan pokok ialah tidak di terapkannya  syariah islam secara totalitas dalam kehidupan. Maka ini adalah kewajiban bagi kita untuk memperjuangkan agar Syari'ah Islam diterapkan kembali dalam mengatur kehidupan ini. Karena keberadaan ia nantinya akan membawa keberkahan yang melimpah untuk kita semua. Allah SWT berfirman :



وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ القُرَى ءامَنٌوا و اتَقَوا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَمَاءِ و الارْضِ



Sekiranya penduduk negri-negri beriman dan bertaqwa, pasti kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi (Al Araf : 96)



            Alhasil, Ketaqwaan total hanya bisa di laksanakan dalam naungan khilafah karena hanya dengan khilafahlah seluruh syariah secara kaffah bisa diterapkan. Dengan Khilafahlah maka kemungkaran tidaklagi berkembang menyebar luas. Dengan Khilafahlah umat islam akan terpelihara, bangkit dan sejahtera. Dengan Khilafahlah negri islam akan dipersatukan, dan bagi negara yang terjajah akan di bebaskan. Dengan Khilafahlah kekayaan alam akan terjaga, negri islam akan maju dan menjadi Negara Adidaya. Dengan Khilafah pula islam akan di emban dan di sebarkan ke seluruh dunia dengan dakwah dan Jihad. Walhasil, Kebangkitan Umat yang Haqiqi hanya bisa di raih dengan adanya Khilafah.



            Mengutip perkataan Syeikh Abdul Qadim Zallum Seseorang yang sadar politik berjuang melawan semua visi yang tidak sesuai dengan visinya. Dan konsep yang tidak sejalan dengan konsepnya.



            Maka dari sini lah, mari kita berjuang bersama ikut andil dalam perjuangan ini dengan penuh semangat untuk menyongsong perubahan haqiqi menuju Khilafah. Juga sebagai janji Allah serta bisyaroh Rasulillah :



ثُمَّ تَكُوْنُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ



Kemudian, akan ada Khilafah yang sesuai dengan manhaj kenabian. Wallahu alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 Sholat Jum'at bagi Perempuan   Soal Jawab Grup WA Ngaji FIQH Assalaamu'alaikum...ustadz..mhn penjelasan trkait ikut sholat jumat...